Friday, April 5, 2013

Sukiyaki, dimana kau berada...

Suatu sore di sebuah mall di kota Doha, seketika saya terjebak dalam kerinduan akan sebuah restoran Jepang cepat saji di Indonesia. Kangen rasanya menyantap aneka sajian khas negeri Sakura itu dengan harga yang relatif bersahabat dan rasa yang telah disesuaikan dengan lidah orang indonesia. Langsung tersaji dalam bayanganku udang tempura, chicken katsu dan beef teriyaki yang menggoda di atas piring berbentuk kotak, dan sebuah pan panas berisi Sukiyaki yang membuat liurku menjadi encer. Tapi di jazirah ini, dimana bisa menemukan restoran Jepang dengan harga bersahabat seperti di Indonesia. Di sini, hidangan dari timur jauh biasanya berada di restoran middle-up atau hotel berbintang dengan harga yang cukup premium, tidak pas di kantong saya.

Sukiyaki, ya, nama itu terpampang di sebuah gerai di food-court mall itu, dan tanpa berfikir lagi langsung saja saya sambangi. Tetapi setelah didekati saya agak terheran dengan tampilan gambar yang mendisplaykan masakan sukiyaki itu, agak asing dengan sukiyaki yang biasa saya temui di Indonesia. Karena penasaran, saya pun memberanikan diri bertanya pada "mas-mas" yang sedang beratraksi di meja stainless yang sekaligus sebagai tempat memasak itu, "paré (sapaan khas untuk orang Filipina), is this the real Sukiyaki?" tanyaku, "of course, choose what you want, beef, chicken, shrimp or veggies" jawabnya sambil asik memainkan dua buah scrapper di tangan kanan dan kirinya. Melihat cara masaknya yang lebih mirip gaya masak teppanyaki ketimbang suki membuat saya semakin "penasaran". Well, nggak ada salahnya mencoba, pikirku, sebagai percobaan akhirnya saya pilih menu veggies alias sayuran karena harganya pun paling murah ketimbang yang lain.

Hop... hop... kedua scrapper sang koki pun beraksi di atas plat besi itu, dan tak sampai lima menit masakan pun jadi. Tersajilah sebuah hidangan dalam kotak aluminum foil khas penyajian a-la negeri Qatar berisi nasi dan oseng-oseng sayuran di atasnya. Walhasil, ekspektasi pun jatuh seketika. Sukiyaki sayuran dengan kuah berwarna cokelat sedikit berbuih yang masih mendidih dalam wajan panas ditemani semangkuk nasi Jepang hangat sirna seketika dari pikiranku.

Entah siapa yang salah interpretasi, yang jelas restoran cepat saji ini mungkin lebih tepat disebut teppanyaki karena cara masaknya yang di atas plat besi (teppan = plat besi dan yaki = masak) bukan sukiyaki. Sedangkan salah satu hidangan dari timur jauh yang sangat populer karena pernah dijadikan judul lagu ini adalah masakan berkuah alias soupy berisi sayuran dan irisan daging sapi tipis dengan rasa agak manis dan biasanya dihidangkan di atas wajan (pan) tempat memasaknya.

Bahan pembuat sukiyaki adalah daging sapi has dalam yang diiris sangat tipis hingga membentuk lembaran-lembaran, tahu putih yang biasanya di-grill dahulu sebentar semua sisinya, berbagai sayuran seperti sawi putih, bawang bombay (onion), bawang daun, seledri, beberapa jenis jamur, serta mie kenyal yang terbuat dari ubi konnyaku. Kuah atau soup-nya terbuat dari mirin, kecap manis, gula pasir dan di negara aslinya biasanya ditambahkan saké (arak Jepang). Semua bahan dimasak dalam sebuah pan besi diawali dari daging hingga sayuran lalu tambahkan berbagai bahan kuah, biasanya tampilan hidangan dipercantik dengan tertatanya bahan-bahan yang dimasak dalam pan tadi.

Dimanakah kiranya bisa menemukan sukiyaki di jazirah Arabia dengan harga yang bersahabat...?
(WL) 

No comments:

Post a Comment