Tuesday, August 9, 2011

“Boys will be boys…”


            Konon katanya pria cenderung lebih kekanakan, seperti contohnya berikut ini. Kalau ditanya berapa anaknya, Noella Birowo (30) selalu menjawab: dua! Padahal istri Indra Birowo ini cuma punya anak satu yaitu Arka (15 bulan). Satunya lagi? “Suami saya! jawab Noella, tertawa. “Dia ‘anak sulung’ saya. Kelakuannya nggak kalah dengan Arka.” Lain lagi pengakuan Sheila Delila (29) Istri David, personel band Naif, ia mengatakan, suaminya punya hobi unik, yaitu mengoleksi action figure (boneka miniatur tokoh tertentu), khususnya tokoh-tokoh musik idolanya, seperti personel The Beatles, Kiss, dan sebagainya (http://bundaiman.wordpress.com).
Tapi sebenarnya belum pernah ditemukan satu teoripun dalam ilmu psikologi yang membenarkan hal itu. Memang ada beberapa hal yang membuat pria terlihat lebih kekanakan dibanding wanita. Salah satu hal yang membuat pria terlihat lebih kekanakan adalah hobi mereka. Sebagian besar pria cenderung senang main games, mengutak-atik kendaraan, berpetualang hingga mengoleksi sesuatu, mulai dari mengoleksi rokok seperti Butet Kertaredjasa sampai miniatur mobil-mobilan.
Berbicara tentang hobi –apalagi yang cenderung menguras dompet- menurut saya sebenarnya tidak terlalu berbeda antara pria dan wanita, bahkan wanita cenderung lebih konsumtif dibandingkan pria. Hanya saja hobi bagi wanita dewasa biasanya berbeda dengan gadis kecil, sedangkan hobi bagi pria dewasa cenderung sama dengan hobi kebanyakan anak laki-laki.
Wanita dewasa biasanya tidak lagi bermain masak-masakan atau bermain boneka Barbie seperti gadis kecil, mereka cenderung membelanjakan uangnya untuk hobi yang menurut mereka “lebih dewasa” seperti fashion, kosmetik ataupun hang-out (istilah keren dari ngerumpi) bersama kelompok sosialitanya. Sedangkan bagi para pria, sampai mereka dewasa pun masih tetap memainkan hobi masa kecilnya seperti perang-perangan, mobil-mobilan, kapal-kapalan bahkan video game. Mungkin inilah yang membuat kami -para pria- cenderung terlihat kekanak-kanakan, padahal jika dihitung-hitung biaya yang keluar tidak jauh berbeda.
Mungkin -sekali lagi ini hanya pendapat sederhana saya saja- para pria memiliki imajinasi ataupun daya khayal lebih besar dibanding kaum wanita, hal ini yang membuat hobi mereka tampak lebih nyata. Misalnya saat bermain paintball atau airsoft-gun, para pria cenderung lebih menikmati ketegangannya seperti dalam perang sungguhan, begitu juga saat bermain mobil-mobilan, serasa di arena balap sungguhan. Hubungan dengan masalah imajinasi terlihat jelas pada para pehobi bonsai (tanaman yang dikerdilkan) dan suiseki (batu alam yang bentuknya mirip dengan objek tertentu) yang sangat mengandalkan imajinasi, dan juga kebanyakan digeluti oleh kaum pria.
Selain itu, ada kepuasan tersendiri bagi para pria jika bisa menaklukan tantangan, setelah itu, mencari tantangan yang lebih besar. Hal ini mungkin yang menjadikan hasrat terhadap hobi bagi para pria seolah tidak pernah terpuaskan. Hal ini terlihat pada pria dengan hobi mendaki gunung, motor trail, surfing maupun olahraga yang ber-genre “ekstrem” lainnya. Contoh real dari beberapa teman yang hobi kendaraan berpenggerak empat roda alias 4X4 –salah satu mainan pria dewasa-, dulu cuma pakai ban MT (mud-terrain) saja cukup, yg penting bisa masuk track berkualifikasi light, saat light-track bisa dilibas, tantangan naik ke medium-track yang menuntut ban berspesifikasi ekstrem, setelah itu extreme-track yang menuntut penggunaan aksesori lain seperti “winch” (derek elektrik) dan sebagainya. Dan ada cost disitu, pastinya.
Salah satu sifat kekanakan pada pria adalah pria tak mau diganggu saat melakukan hobi. Bila sedang fokus pada hobinya, perhatian pria memang sangat sulit untuk beralih. "Otak pria memang terspesialisasi, hanya untuk berkonsentrasi pada satu hal saja pada satu waktu" ujar Allan Pease, penulis Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps. Tak heran, saat ada yang mengajaknya mengobrol, dia tak antusias. Mungkin ini terdengar menyebalkan, tapi percayalah, ketenangan seperti itu memang sesekali sangat diperlukan (http://nadjasroom.multiply.com).
Menurut psikolog Lusia R. Sari, seorang dewasa disebut kekanakan apabila dia sering kali tidak mampu merespon setiap stimulus secara yg memadai sesuai dengan perkembangan usianya. “Kedewasaannya tidak berkembang sesuai usianya,” ujar psikolog lulusan Universitas Gajah Mada ini. Namun, Lusi menambahkan, sifat kekanakan ini ternyata tidak cuma milik kaum adam, tetapi juga kaum hawa (http://nadjasroom.multiply.com). Tips buat para wanita, saat bapak-bapaknya lagi asyik sendiri dengan hobinya, manfaatkan waktu anda untuk melakukan kegiatan yang anda sukai.

Boys will be boys, and 4X4 is a big boy’s toy.

3 comments: