|
coutesy: Arry M. Sadikin Gerbang Unpad tahun1996 |
Mungkin sebagian besar dari kita akan menyebut Gerbang Unpad. Ya, semua berawal dari situ. Saat pertama kali kita akan mendaftarkan diri ke fakultas masing-masing pasti akan melewati gerbang itu, turun dari angkot pasti di situ, saat ospek pun akang-euceu Tatib sudah berbaris di situ, waktu pulang pun kembali lewat ke situ. Tempat ini bahkan dikenal sebagai
the center of J-Town (Jatinangor town) oleh rekan-rekan mahasiswa dari negeri jiran sana.
|
Gerbang Unpad tahun 2000an |
Pada tahun 1998 tempat ini juga menjadi saksi sejarah saat mahasiswa dari seantero Kawasan Pendidikan Tinggi (KPT) Jatinangor bersatu dan bergerak untuk menurunkan rezim yang berkuasa saat itu. Gerbang ini pula yang menjadi titik awal saat eksponen ’98 berhasil mendobrak barikade Dalmas dan Brimob untuk bisa “menguasai” jalan raya Bandung-Sumedang, dari kampus Unpad hingga kampus Ikopin, dan memancing beberapa unit
water canon milik Brimob untuk memuntahkan isi perutnya.
Di gerbang ini pula aktivitas mahasiswa Unpad dimulai sejak pagi hari. Mulai dari mencari sarapan pagi dengan berbagai menu makanan pagi yang berjejer, janjian dengan teman, mencontek tugas sebelum masuk kampus, atau menunggu tebengan dari teman yang membawa kendaraan. Siang hari, aneka jajanan yang menggoda selera siap memanjakan lidah untuk mengisi perut yang keroncongan dan melepas kepenatan setelah berjam-jam di ruang kuliah. Bahkan setiap hari minggu gerbang ini menjadi fenomena tersendiri dengan hadirnya pasar kaget yang biasa disebut Pa-un (pasar Unpad) dan kerap menjadi sumber kemacetan seminggu sekali.
|
Suasana menjelang buka puasa di Gerbang Unpad |
Setiap memasuki bulan Ramadhan, suasana di Gerbang Unpad menjadi sangat khas. Di sore hari menjelang waktu berbuka puasa para pedagang makanan yang tergabung dalam Pakilun (pedagang kaki lima Unpad) mulai bersiap setelah seharian tidak berjualan. Saat matahari mulai meredup, jelang detik-detik adzan maghrib suasana semakin ramai, seolah-olah semua penghuni kos-kosan yang berada di kawasan Jatinangor tumplek ke Gerbang Unpad. Bahkan ada sekelompok mahasiswa yang menamakan dirinya Komunitas Gerbang Unpad (KGU) yang selalu menambah meriah suasana dengan memasang seperangkat
sound-system untuk menyajikan hiburan menjelang buka puasa.
Adzan maghrib bergema, semua pedagang sibuk melayani pembeli, mulai dari tukang batagor, martabak mini, mie ayam, gado-gado, sate Padang, nasi gila, es campur, kolak dan yang paling fenomenal, lumpiah basah “Aa Puloh”. Sepanjang gerbang di jalur kiri dan kanan, mulai dari tepi jalan raya hingga pos satpam, telah penuh sesak. Musik berhenti untuk menghormati adzan maghrib, lalu yang terdengar hanyalah riuh-rendah para penghuni J-town yang sedang asik berbuka puasa di Gerbang Unpad, hingga sebagian ada yang menyebut tradisi ini sebagai BDG (Buka Di Gerbang).
|
Buka puasa di Gerbang Unpad tahun 2009 |
Saudara saya, seorang mahasiswa salah satu universitas di Jakarta sempat takjub saat saya ajak berbuka puasa di Gerbang Unpad. “Sangat terasa suasana Ramadhan-nya disini, berbeda sekali dengan di kampus saya…” ungkapnya. Konon katanya, biasanya ada satu hari dimana para pedagang Pakilun memberikan buka puasa gratis bagi para mahasiswa yang BDG, sayangnya saya sendiri belum pernah kebetulan ikut merasakan makan gratis itu. Buka puasa di gerbang Unpad biasanya mulai sepi seminggu menjelang Idul Fitri saat memasuki masa liburan dan sudah banyak mahasiswa yang mudik ke kampung halaman masing-masing.
|
Buka puasa di Gerbang Unpad tahun 2011 |
Kini, Gerbang Unpad tinggal kenangan,
landmark kampus “abah” Iwan Abdurrahman itu sudah berubah wajah seperti loket penjualan tiket di Dufan, lengkap dengan besi-besi barikadenya. Pintu masuk Unpad sekarang menjadi
geje (gak jelas) istilah anak sekarang, karena gerbang yang anda lihat di samping poliklinik Unpad depan depan fak. Kehutanan Unwim pun ternyata bukan gerbang masuk, melainkan pintu keluar. Jadi dimana gerbang masuknya…?
Untuk masuk ke kampus Unpad, kita harus belok ke utara, memutar ke belakang lewat jl. Kiarapayung menyusuri kampus ITB-Jatinangor (Unwim dulu) dan masuk dari pintu gerbang depan Bandung Giri Gahana Golf (BGG). Unpad, tidak seperti “rekan-rekannya” kini tidak mempunyai
landmark yang menjadi kebanggaan mahasiswanya selain nama kampus yang dibuat seperti Holywood yang terlihat di jalan baru, belakang pangkalan bus Damri. Demi mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Jatinangor, saksi jejarah itu harus rela tergusur. Padahal hingga saat inipun kemacetan masih tetap terjadi karena setiap kendaraan yang lewat harus menurunkan laju kendaraannya saat memasuki dua tikungan dengan sudut tepat 90 derajat.
|
Gerbang Unpad sekarang (via Google-map) |
Kembali ke BDG, saat ini pedagang pakilun dikonsentrasikan di trotoar sebelah timur yang batasi pagar tinggi sehingga tidak tumpah ke jalur jalan raya yang dulunya bagian dari bulevard Gerbang Unpad itu. Suasananya pun tidak seramai dulu, mungkin karena konsentrasi massa terpecah dengan adanya mall baru di kawasan Jatinangor. Mungkin sebagian dari mahasiswa –yang masih punya stok wesel- memilih untuk buka puasa di food-court atau restoran siap saji yang ada di mall itu. Mungkin juga karena lokasinya sekarang tidak seenak dulu, karena sekarang berada tepat di tepi jalan raya. Apapun yang terjadi dengan wajah sang kampus biru, semoga semangat Ramadhan tidak luntur di kampus kita tercinta itu. (WL)
Alumnus UNPAD ya mas..wah kalau ana jadi anak unpad dulu adik tingkatnya ya..^_^
ReplyDeletehanya saja rizkinya harus beda..tapi masih dekat ko ana juga masih penduduk Jatinangor cZ ortu Asli sumedang cuma lama rantau karena dinas..
Ceritanya sih gitu teh, tp kan skrg sy yg belajar k teteh, hehehe...
ReplyDeleteBelajar apa tuh.Emang asli mana gitu?? ^_^
ReplyDeletehatur nuhun kang. diantos cerita nu satesna.
ReplyDeleteBelajar apa tuh.Emang asli mana gitu?? ^_^
ReplyDeleteSari> belajar blogging, hehehe....
hatur nuhun kang. diantos cerita nu satesna.
Imam> sami-sami mang, nuhun parantos sumping...
hmmmmm, alumni Unpad toh.... :d
ReplyDeletebahola kang, basa keur ngora, hehehe...
ReplyDeleteruarr biasa..ngga prnh diragukan deh kemampuan braderr yg satu ini..4jempol deh gan.
ReplyDeleteHahahaha..... bisa aja nih mang brow! Gak nahan nih pengen kop-dar sambil ngop-doel...
ReplyDeleteSaya nepi ka nyasar bakat ku beda eta gerbang ck ck......
ReplyDeleteNgke mun reuni d kampus bakal seru, neangan jalan asup-na ge geus pabeulit manten, hahaha.......
ReplyDeletejadi waas. dan gerbang unpad pun dulu dikuasai oleh kehutanan unwim. jadi inget dlu masa2 kehutanan unwim perang dengan mahasiswa unpad terutama perang dengan anak2 Geologi dan Peternakan. bahkan kepolisian jatinangor pun tidak mampu melawan kekuatan kehutanan unwim. hha jadi pengen balik lagi ke jaman itu..
ReplyDeleteKuring masih kénéh ngarasakeun waasna kaayaan Unpad taun 2002. Panasna Jatinangor teu bisa ngéléhkeun sumanget kuliah basa harita. Salaksa carita tinggaleun di gerbang éta. Sésana dibabawa nepika handeuleum sieum. Ayeuna ruruntukna ngaririwaan waé. Unpad kuring geus jadi batur ayeuna.
ReplyDelete